Jadilah Petir
Mulai Sekarang
Tips-tips
sukses versi M. Nurul Huda
Tulisan ini saya tujukan pada semua
teman yang merasa pesimis menghadapi SNMPTN (Seleksi Nasional Masuk Perguruan
Tinggi Negeri) atau ujian seleksi sebelum masuk ke sebuah perguruan tinggi.
Sebelum itu, saya ingin menceritakan pengalaman saya dulu. Saat di SMA, saya
merupakan anak yang dikenal memiliki otak pas-pasan saja. Di kelas X, saya
masih mampu mengikuti alur pendidikan dengan baik, tapi saat kelas XI, saya
menjadi brutal, saya sering tidak mengikuti pelajaran, suka membolos. Pada
tahun kedua saya di SMA ini, saya baru pertama kali mengenal dan mencicipi
panasnya minuman keras. Semua ini berawal dari kesalahan langkah awal saya
memilih teman, saya masih tetap menikmati status saya sebagai anak brutal.
Beberapa guru pada waktu itu menjadi musuh saya, mulai dari pelajaran kimia,
biologi, matematika, bahasa Indonesia dan genderang perang pun saya pukul
keras. “SAMPAH KELAS”, itulah kata yang selalu dilontarkan para guru kepada
saya. Saat itu, terhitung 2 kali rumah saya dikunjungi oleh guru BP, sekolah
akan mengeluarkan saya jika saya tetap membolos. Tapi aksi saya tidak berhenti
disini, saya masih menjalani aksi saya sebagai anak brutal walaupun secara
sembunyi-sembunyi. Akhirnya saya menyelesaikan kelas XI dan tentunya dengan
nilai yang sangat mengecewakan. Penyesalan terjadi pada saya, karena pada tahun
ini Ayah saya meninggal dunia. Saya merasa menjadi anak yang durhaka, sebelum
beliau meninggal, ia sempat memberikan pesan kepada saya untuk melanjutkan
pendidikan yang lebih tinggi dan menjaga ibu serta adik saya. Itu merupakan
sebuah motivasi yang tidak akan pernah saya lupa.
Awal tahun kelas XII, saya masih
belum bisa meninggalkan kebiasaan saya di kelas XII, saya masih suka membolos,
bahkan pada tahun itu saya tidak mengerti siapa teman sekelas saya di tahun
ini, hal yang sangat parah. Sekali lagi, guru BP kembali untuk bertamu di rumah
saya dan mengatakan bahwa ini adalah kesempatan terakhir saya untuk memilih,
melanjutkan sekolah atau di keluarkan sekolah. Pada tahun ketiga ini saya
sempat untuk memutuskan tidak melanjutkan bangku pendidikan lagi. Tapi Ibu,
memberikan sebuah pencerahan kepada saya untuk terus maju dan menjalani
pendidikan sekolah ini, dia berkata bahwa akulah harapan satu-satunya, saat itu
saya mulai memahami betapa besar tanggung jawab saya di masa yang akan datang.
Cap sebagai anak brutal masih melekat di dahiku. Hampir setiap guru tidak
memperbolehkan saya untuk membeli karena alasan mereka takut kelak saya suka
membolos lagi. Saya terima semua itu, karena itu adalah sebuah konsekuensi
saya. Pada saat itu saya sudah merencanakan untuk meneruskan kuliah ke sebuah
PTN, Universitas Gajah Mada atau Universitas Brawijaya adalah target saya waktu
itu, konyol memang target saya, saya sendiri merasa tidak akan mampu. Setiap teman saya sibuk membicarakan
tentang PTN yang akan menjadi sandaran pendidikan mereka kelak setelah lulus
SMA nanti, sibuk membahas SNMPTN api saya bsendiri sama sekali tidak mengerti
info sama sekali. Tidak terasa UNAS pun tiba, saya menjalani dengan menata hati
selapang mungkin. Kemudian suatu hari ada sebuah percakapan dari teman saya
tentang adanya sebuah les intensif SNMPTN, di saat itu ada reflek dari mulut
saya dan berharap pada teman saya untuk mengantarkan saya ke tempat les itu
Di masa liburan setelah uas atau
sebulan sebelum SNMPTN saya memutuskan untuk mengikuti les. Disini saya meminta
uang pada ibu saya untuk memenuhi registrasi les tersebut. Saat itu, saya mulai
merasakan betapa besarnya kasih sayang seorang ibu pada saya, dia mencari hutang
agar saya bisa mendaftar les, dan akhirnya saya pun mengikuti les tersebut.
Pada saat itu saya benar-benar meningkatkan hubungan spiritual kepada Allah
SWT. Setiap hari saya belajar, meskipun hanya sedikit sekali yang masuk di otak
saya. Kebiasaan saya dirumah tetap saya lakukan di masa itu, seperti nongkrong
tiap malam. Saya belajar pada pukul 8 pagi dan setiap pulang nongkrong atau
pukul 12 malam, setiap belajar tak lupa saya melantunkan doa padaNYA. Sholat
malam saya kerjakan, bahkan saya sering berpuasa, ditengah-tengah doa, saya
akan berjanji pada Allah, apabila saya kelak diterima di perguruan tinggi, saya
bernadzar untuk memberikan sebagian kecil dari rizki saya kepada orang yang
membutuhkan.
Terkadang saya merenung betapa banyaknya cemoohan dari beberapa orang
yang memang menganggap saya sampah, tapi saya yakin suatu saat nanti mereka
akan melihat saya dengan tatapan kosong dan mulut terbuka. SNMPTN kurang
beberapa hari lagi, saya pun bergegas untuk daftar SNMPTN. Semakin keras saya
bekerja di selang wktu yang tidak lama ini dan tetap konsisten serta optimis
bahwa saya akan menembus SNMPTN.
SNMPTN tiba, hari pertama saya lalui
dengan sangat mulus, kemudian di hari kedua rasa pesimis pun dating, karena
tanpa sengaja saya melihat kanan kiri saya yang kelihatan begitu mudah
mengerjakan soal yang diberikan sedangkan saya mungkin hanya mengerjakan tidak
kurang dari ½ jumlah soal, saya merasa tidak akan lolos di SNMPTN kali ini.
Kemudian di hari terakhir tes, saya hanya menganggap tes ini untuk mengukur
kemampuan saya saja dan saya tidak berharap banyak di sini.
SNMPTN sudah saya jalani, di
berbagai jejaring social telah ramai membicarakan tentang SNMPTN, tapi saya
tidak, karena saya sudah pesimis untuk lolos SNMPTN tahun ini. Saya
beraktivitas seperti biasanya, seperti membantu kakek di sawah, nongkrong
dengan teman-teman, bekerja da mengamen, inilah aktivitas saya dulu sebelum
pengumuman SNMPTN di keluarkan. Tepat di suatu malam ketika pengumuman SNMPTN
akan di keluarakan, saya Cuma nongkrong di pos seperti biasa. Banyak kotak
masuk dari teman-teman saya yang menanyakan bagaimana hasil saya, tapi dalam
hati saya berkata “saya tidak mungkin lolos karena saingan saaya pada waktu itu
berat”, akhirnya saya meminta bantuan kepada salah satu teman saya yang
kebetulan ia mendapatkan hasil yang tidak diingkan untuk melihat hasil
pengumuman saya. Bimbang hati saya menunggu pengumuman ini, akhirnya kabar baik
dating pada saya, saya resmi diterima sebagai Mahasiswa UNIVERSITAS BRAWIJAYA. Saya
bergegas pulang dan memberikan kabar bahagia ini pada ibu saya dan semua orang
di rumah. Akhirnya saya bisa mengibarkan bendera Universitas Brawijaya, dan
saya berhasil menepis setiap asumsi orang, tentang anak brutal yang mempunyai
masa depan suram.
Ini adalah sedikit pengalaman saya,
semoga teman-teman yang dalam waktu dekat ini mempunyai rencana untuk kuliah
bisa mengambil sedikit pelajaran dari pengalaman saya. Dari pengalaman saya di
atas saya ingi memberikan tips sebelum SNMPTN tentunya menurut versi saya:
- 1. Belajar
Pelajari
setiap soal-soal SNMPTN dari tahun ke tahun ataupun soal-soal tes masuk
perguruan tinggi lainnya. Kita di tuntut untuk benar-benar menguasai setiap
materi karena setiap tahun tida ada soal yang sama atau dengan kata lain hampir
tidak ada soal dari tahun sebelumnya yang dikeluarkan lagi. Kita harus
konsisten
- 2. Optimis
Sifat
inilah yang akan menjadikan semangat kita lebih berkobar
- 3. Sadar
Kesadaran
kita harus tumbuh, kenapa?. Ingat kita sudah semakin dekat dengan masa depan
kita, kalau kita hanya mengunci pandangan kita ke atas tanpa sebuah usaha tidak
mungkin kita mendapatkan hasil dan tanggung jawab kita di masa depan akan
semakin besar
- 4. Rasa ingin membanggakan
Cambuk
ini adalah pengaruh yang besar, apakah teman-teman tidak ingin membuat orang
yang selama ini di sekitar kita menjadi bangga.
- 5. Tingkat spiritual
Inilah
faktor paling penting, yakinlah bahwa setiap usaha kita pasti akan dibalas oleh
Allah SWT. Dan rencana Tuhan pasti lebih indah dari rencana manusia. Sholat
malam, puas dan bila perlu bernadzarlah. Panjatkan doamu dengan tulus, dan
menangislah bila perlu dalam doa mu itu. Dan saya sudah membuktikannya
“ TIDAK ADA
KATA TERLAMBAT SELAMA ENGKAU MAU BERUBAH”
Penulis:
Hudakyong
Follow my
twitter @hudakyong